Sabtu, 28 November 2015

Jika Cinta Adalah


Jika Cinta Adalah

Oleh: Kurnia

Cinta? Seantero dunia membisikkannya
Tak mampu tersentuh raga seperti air yang mengalir dan udara yang bergerak sesukanya
Cinta? Seantero dunia membisikkannya
Tak tahu kapan tumbuh dan berlabuh
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah waktu maka ia akan berganti pagi, siang dan malam
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah pengisi maka ia akan tumpah seiring tekanan
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah raga maka ia akan rapuh termakan usia
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah tahta maka ia akan lengser seiring generasi
Lalu, cinta?
Cinta adalah surga di hati
Tak terlihat, terlantun dalam doa dan sepanjang masa
Bunga-bunga tumbuh disana
Air yang menyejukkan mengalir disana
Dia takkan meninggalkan
Layaknya bulan tak meninggalkan bumi
Layaknya bintang tak meninggalkan langit...
Dialah cinta...

Minggu, 22 November 2015

Seorang yang Kupanggil Ayah

Seorang yang Kupanggil Ayah

Oleh : Kurnia 

Merengkok tubuh mungil dalam buaian seorang ibu
Terdengar adzan di telinga sebagai rasa syukur kepada Ilahi
Suara lembut ayat Robb kami pertama kali diperdengarkan olehnya
Sedikit serak haru namun menggetarkan dunia
Lelaki itu gagah tak berjas bahkan berdasi
Namun bahunya kokoh diterjang ombak kehidupan, tempat ternyaman kami untuk bersandar
Bahkan keringatnya pun takkan terhapus sebelum nafkah didapati untuk kami
Lalu, bagaimana mungkin semesta mendustai pengorbananya kepada kami?
Untuk seorang yang kupanggil ayah…
Walaupun namamu hanya disebut sekali oleh Nabi dalam sabdanya
Namun namamu melekat pada kami sebagai jalan menuju surga 
Doamu tak kalah menembus langit bersama doa ibu
Terimakasih ayah…
Bahumu adalah kekuatan kami menghadapi dunia
Tulangmu adalah pengguat ibu mendidik kami
Dan senyummu adalah keindahan kami menjemput bahagia.


#Puisi ini dibukukan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia bersama puluhan penulis terbaik di Indonesia.

Bahumu (Ayah) Surgaku untuk Bersandar

Bahumu (Ayah) Surgaku untuk Bersandar

                                                                       Oleh : Kurnia

Ayah…
Sebuah nama sederhana dengan perjuangan luar biasa
Tubuhmu yang tegak mampu melawan kerasnya dunia
Bahumu yang kokoh tak dapat disamakan besi dan baja, lebih kuat dan tak tertandingi
Hujan dan angin pun tak mampu menerjangnya
Ayah…
Setiap sepertiga malam kau lantunkan doa-doa 
Tak terasa tetesan air matamu membanjiri sajadah
Tidak, kau tak pernah mengeluh pada dunia
Kau selalu saja memohon pada-Nya 
Ayah…
Jika bumi selalu mengitari matahari
Maka engkaulah matahari bagi keluarga, pelindung bagi kami…
Ayah…
Lihatlah, semesta mengamini tiap doamu
Langit tersenyum melihat kuatnya dirimu
Ayah…
Jika surga berada pada kaki ibu, maka bahumu adalah surgaku 
Bahumu tempat ternyaman untuk melepaskan nangis dan beban
Terimakasih ayah..
Karna bahumu surgaku untuk bersandar…


#Puisi ini dibukukan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia bersama puluhan penulis terbaik di Indonesia.