Sabtu, 19 Desember 2015

Rindu Ibu Tak Hilang Sesenti Saja

Rindu Ibu Tak Hilang Sesenti Saja

Oleh : Kurnia

Teringat pada sebuah nama…
Yang pertama kali terucap dengan lidah terbata-bata
Dia mengajarkan pandai berbicara
Menuntun dalam melangkah
Memperlihatkan dunia dengan caranya
Keshalihan ditanamkannya.
Ibu…
Rindu ibu tak hilang sesenti saja…
Mata yang memancar tak pernah kulupa
Raga yang tak pernah kenal lelah
Kata yang terucap selalu saja dekat dengan telinga
Kau selalu saja ada dalam suka dan duka
Meski jauh kau selalu ucapkanku dalam doa.
Ibu…
Tak pernah kau meninggalkan walaupun sesenti saja
Tak akan terganti dengan sosok yang berbeda
Kau begitu teristimewa, bahkan Tuhan menghadiahkan dengan surga.
Ibu…
Rindu ibu tak hilang sesenti saja..
Dalam untaian rindu tak dapat terbayarkan dengan kata
Belaianmu mampu menghapus segala lara
Kumerindukanmu ibu…
Rindu kemarau pada tetesan hujan
Rindu kesejukan dalam kegersangan
Rindu seekor burung kembali ke sarang
Kau lebih dari segalanya..

#Puisi ini dibukukan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia dalam antologi buku "Ibu, dalam Balutan Rindu Jilid 2" bersama penulis Indonesia lainnya.

Sabtu, 05 Desember 2015

Tentang Profesi

Tentang Profesi

Manusia diciptakan untuk memberikan manfaat
bagi yang lainnya. Setiap profesi yang dipilih
ataupun menjadi takdir manusia adalah suatu
hal yang patut disyukuri. Beresiko? Pasti. Tak
ada profesi yang tak beresiko. Bayangkan jika
seorang dokter salah dalam mendiagnosa
pasiennya atau terlambat menangani pasien,
hal tersebut bisa berujung pada kematian.
Seorang yang bertanggung jawab dalam bidang
keuangan jika meghitung satu digit angka saja
yang salah maka bisa dianggap koruptor.
Namun, untuk apa takut pada resiko yang
notabene adalah konsekuensi dari profesi yang
dijalani? karena resiko ada sebagai
pembelajaran untuk menjadi manusia yang
berkualitas dan bermanfaat.
Semua profesi dengan tujuan yang mulia dan
cara yang baik adalah sebuah anugrah, tak
peduli dari posisi terendah bahkan teratas
sekalipun.
Seorang presiden, ibu rumah tangga, penulis,
guru, dokter, petugas kebersihan, pembantu,
penjual koran, petugas keuangan, administrasi,
bahkan seorang yang mengais rezeki mencari
barang rongsokkan pun merupakan profesi yang
mulia untuk keseimbangan. Bisa dibayangkan
jika tak ada pembantu, mungkin semua menjadi
penguasa, lalu semuanya berebut kekuasaan
dan yang ada gedung-gedung tinggi.
Jadi mulailah sekarang mensyukuri apa yang
menjadi profesi, tak perlu memuji terlalu tinggi
tentang profesi dan tak perlu merendahkan
profesi terlalu dalam. Syukurilah setiap profesi.
Tetap berdoa dan berusaha lebih baik lagi.

# Happy weekend ^_^

Sabtu, 28 November 2015

Jika Cinta Adalah


Jika Cinta Adalah

Oleh: Kurnia

Cinta? Seantero dunia membisikkannya
Tak mampu tersentuh raga seperti air yang mengalir dan udara yang bergerak sesukanya
Cinta? Seantero dunia membisikkannya
Tak tahu kapan tumbuh dan berlabuh
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah waktu maka ia akan berganti pagi, siang dan malam
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah pengisi maka ia akan tumpah seiring tekanan
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah raga maka ia akan rapuh termakan usia
Lalu, cinta?
Jika cinta adalah tahta maka ia akan lengser seiring generasi
Lalu, cinta?
Cinta adalah surga di hati
Tak terlihat, terlantun dalam doa dan sepanjang masa
Bunga-bunga tumbuh disana
Air yang menyejukkan mengalir disana
Dia takkan meninggalkan
Layaknya bulan tak meninggalkan bumi
Layaknya bintang tak meninggalkan langit...
Dialah cinta...

Minggu, 22 November 2015

Seorang yang Kupanggil Ayah

Seorang yang Kupanggil Ayah

Oleh : Kurnia 

Merengkok tubuh mungil dalam buaian seorang ibu
Terdengar adzan di telinga sebagai rasa syukur kepada Ilahi
Suara lembut ayat Robb kami pertama kali diperdengarkan olehnya
Sedikit serak haru namun menggetarkan dunia
Lelaki itu gagah tak berjas bahkan berdasi
Namun bahunya kokoh diterjang ombak kehidupan, tempat ternyaman kami untuk bersandar
Bahkan keringatnya pun takkan terhapus sebelum nafkah didapati untuk kami
Lalu, bagaimana mungkin semesta mendustai pengorbananya kepada kami?
Untuk seorang yang kupanggil ayah…
Walaupun namamu hanya disebut sekali oleh Nabi dalam sabdanya
Namun namamu melekat pada kami sebagai jalan menuju surga 
Doamu tak kalah menembus langit bersama doa ibu
Terimakasih ayah…
Bahumu adalah kekuatan kami menghadapi dunia
Tulangmu adalah pengguat ibu mendidik kami
Dan senyummu adalah keindahan kami menjemput bahagia.


#Puisi ini dibukukan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia bersama puluhan penulis terbaik di Indonesia.

Bahumu (Ayah) Surgaku untuk Bersandar

Bahumu (Ayah) Surgaku untuk Bersandar

                                                                       Oleh : Kurnia

Ayah…
Sebuah nama sederhana dengan perjuangan luar biasa
Tubuhmu yang tegak mampu melawan kerasnya dunia
Bahumu yang kokoh tak dapat disamakan besi dan baja, lebih kuat dan tak tertandingi
Hujan dan angin pun tak mampu menerjangnya
Ayah…
Setiap sepertiga malam kau lantunkan doa-doa 
Tak terasa tetesan air matamu membanjiri sajadah
Tidak, kau tak pernah mengeluh pada dunia
Kau selalu saja memohon pada-Nya 
Ayah…
Jika bumi selalu mengitari matahari
Maka engkaulah matahari bagi keluarga, pelindung bagi kami…
Ayah…
Lihatlah, semesta mengamini tiap doamu
Langit tersenyum melihat kuatnya dirimu
Ayah…
Jika surga berada pada kaki ibu, maka bahumu adalah surgaku 
Bahumu tempat ternyaman untuk melepaskan nangis dan beban
Terimakasih ayah..
Karna bahumu surgaku untuk bersandar…


#Puisi ini dibukukan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia bersama puluhan penulis terbaik di Indonesia.


Selasa, 20 Oktober 2015

Kulihat Matematika pada Dirinya

'Kulihat Matematika pada Dirinya' 

     Matematika, mendengarnya saja sudah menakutkan, keringat dingin, gelisah dan ah gambaran hantu ada padanya. Selalu saja tak pernah lolos pada tes matematika, membosankan? Iya. Sulit rasanya mencari sesuatu yang indah pada matematika. Iri rasanya melihat kawan sekelas ketika SMP mendapatkan peringkat pada olimpiade matematika tingkat Nasional. Ah, akupun harus berkawan dengan matematika, setidaknya lulus pada tes ujian Nasional pada pelajaran matematika. Ya akhirnya Lulus, tapi belum juga kutemukan keindahan pada matematika. 
    Duduk di sekolah menengah atas, kucari lagi indahnya matematika. Pada jam pelajaran matematika datang seorang lelaki separuh baya yang sederhana, bersahaja dan ramah. Ternyata beliau guru yang akan mengajarkan kami matematika, Mr. Dadang namanya.
    Sebelum pembelajaran dimulai, beliau memperkenalkan diri dan memotivasi bahwa cerdas intelektual saja tak cukup menjadikan sukses, masih ada kecerdasan emosional dan spiritual yang melekat pada manusia, dan tugas manusia adalah mengembangkannya. Kesan menakutkan jauh sekali pada dirinya, menyenangkan, humoris namun masih pada garis pembelajaran. Tak disangka, ternyata beliau adalah salahsatu pembina olimpiade matematika dunia untuk Indonesia, selain itu beliau merangkap sebagai kepala sekolah di Malaysia. Merinding mendengarnya, kagum dan salut padanya. 
     Sebelum pembelajaran dimulai, beliau menyuruh kami menuliskan cita-cita yang ingin dicapai dalam waktu dekat. Kutulis 'mendapatkan nilai 100 pada tes matematika'. Asal saja kutuliskan, karna kupikir itu mustahil. Teman-teman yang lain pun menulis sesuai cita- cita mereka.
    Beberapa hari kemudian, tiba saatnya pada tes matematika pada bab Persamaan Fungsi Kuadrat. Seperti biasa gemetar dan takut mengerjakan soal tes tersebut. Ah, biarkan saja setidaknya aku sudah berusaha belajar dan berdoa sebelumnya. Waktunya habis, lembar kerja tes matematika harus dikumpulkan. Setiap teman-teman maju mngambil hasil tes mereka, terlihat senyum Mr.Dadang sembari menasehati. Tiba waktunya namaku dipanggil, kulihat wajah Mr. Dadang yang tersenyum dan mengatakan 'Terimakasih atas usaha anda, anda satu-satunya yang mendapat nilai sempurna 100 pada tes kali ini, terus belajar dan berbagi ilmu'. Bahagia rasanya, bersyukur dan terharu baru kali ini, kali ini. Ah.. tak ada yang mustahil di dunia ini.
    Tidak sampai disini kucari lagi keindahan matematika, tiap kali memberikan nilai Mr. Dadang selalu menggambar bentuk senyum dan kata-kata motivasi. Kuyakini inilah yang membuat keindahan tersendiri pada matematika. Haus rasanya mendengar cerita- cerita motivasi tentang matematika sebelum pembelajaran. Kesederhaan, kerelijiusan, kecerdasan, keramahan, menyenangkan, semua hal yang baik melekat padanya, kulihat matematika padanya. Hingga akhirnya matematika kupilih dan kulanjutkan pada jenjang selanjutnya.

 * Thanks Mr.Dadang ^_^ 

 By_Kurnia_Thara

Sabtu, 20 Juni 2015

Pilihlah! Lihatlah lebih dekat! Tunjuklah! Itulah dirimu.



Hai pribadi dalam diriku, kau ingat dulu ketika pertanyaan-pertanyaan kecil terlintas dalam pikiran yang melekat dan membutuhkan penjelasan yang  tak mudah dijawab? Kau ingat, hal yang paling menyenangkan di dunia adalah ketika memandang langit malam dengan milyaran bintang dan hanya satu bulan. Aku adalah dirimu yang selalu tersenyum melihatnya dan terlintas pertanyaan- pertanyaan gila yang terlontar dari seorang yang lugu sejak kanak-kanak dahulu. Dimana Allah berada? Dari mana kita? Dan bagaimana alam semesta ini terjadi? Mengapa bahagia? Mengapa sedih? Mengapa harus merasa? Dan… dan… banyak pertanyaan lagi ketika kita memandang langit yang luas. Dalam perjalanan kita mengarunginya bersama mencari jawaban atas pertanyaan kita sendri.
Pribadiku, ingkatkah ketika bahagia yang kita rasakan bersama? Terkadang berjuta perasaan bahagia membuat kita tersenyum sendiri, ingin selalu bercermin diri dan….. ah, rasanya tak bisa diungkapkan kepada mereka. Pribadiku, kutahu terkadang kau lelah menempuh perjalanan bersamaku, takut, gelisah, gemetar, terisak ketika berat untuk bangkit, berlari bersama dan terkadang kau memaksakan diri untuk tak menyandarkan diri kepada orang lain. Taklukkanlah segala kekhawatiranmu, ada aku pada dirimu dan ada Dia yang melindungimu. Kutahu kau selalu menuliskan doa-doa terbaik dalam hati yang kau sampaikan kepada-Nya untuk disegerakan. Tenanglah, bersabarlah Dia Maha Mendengar bahkan ketika orang lain tak mendengar. Kutahu kau selalu menyembunyikan tangismu ketika prasangka buruk atas dirimu. Tak perlu kau jelaskan, kita punya Dia yang Maha Menjelaskan dengan Kuasanya, tetaplah pada kebaikanmu.
Pribadiku, kita ada pada seorang diri yang sama, terkadang kita menggebu menggapai bintang yang tiap malam kita pandangi bersama. Lihatlah bintang paling terang! Pilihlah! Lihatlah lebih dekat! Tunjuklah! Itulah dirimu, dan aku melekat pada dirimu. Itulah aku, yah dirimu.

*Destiny Star_1*

Minggu, 14 Juni 2015

Siapa pemiliknya? Sebagai Hadiah Sang Maha Kaya



Jika hati yang tulus adalah harta karun, keimanan adalah mutiara dan keshalihan adalah perhiasan. Maka siapa pemiliknya??
Siapa?
Yah, dia adalah seorang terkaya sebagai hadiah dari Sang Maha Kaya.
Penah mendengar cerita pencuri dari Baghdad? Dia mencuri, merampok bahkan membunuh demi orang-orang lemah disekitarnya, demi memberi makan mereka yang miskin dan  yatim,. Memberi seluruh hasil rampokannya untuk seorang yang renta, membela mereka yang tertindas dan menolong mereka yang hampir mati kelaparan. Apakah dia orangnya? Bukan. Dia memilki hati yang tulus sebagai harta karunnya tapi tak menggunakan keimanan dan keshalihan sebagai pedomannya.
Lalu siapa?
Apakah seorang yang setiap hari terlihat di cermin sebagai pribadi yang  selalu berbuat salah ? Hmmmmh rasanya bukan, bukan. Terlalu berdebu jika cermin menampakkan bayangan di belakang, namun sebagai pribadi yang tak sempurna belajar memperbaiki diri mungkin lebih tepat.
Lalu siapa?
Dialah seorang kekasih yang memberi banyak walupun tak berpunya. Dialah kekasih yang memberi teladan kisah dengan delapan dirhamnya, memberi 4 dirham kepada seorang yang kehilangan, 2 dirham untuk seorang yang kelaparan dan 2 dirham dibelikannya pakaian untuk seorang gelandangan. Apakah itu saja? Tidak. Beliau membela umatnya seluruh dunia hingga akhir zaman ketika hari dimana dihancurkan segalanya.  Dialah kekasih yang namanya disebut-sebut seluruh alam semesta bahkan malaikat memberi salam padanya.
Siapa dia?
Dialah ‘Muhammad salallahu’alaihi wassalam’
*Teladan yaa Muhammad, teladan yaa Rasulullah..

Selasa, 09 Juni 2015

Kepada diri kami bertanya?





Sedikit bercerita...
Perkenalkan ini sahabat baru. Saya temui diantara anak-anak yang lain, usianya dewasa tapi bertingkahlaku seperti anak-anak. Dia tinggal di daerah dalam satu desa yang kami kunjungi 'katanya' terpencil dan kental dengan animismenya, yah itu memang benar adanya. Setiap kali ditanya, dia lantang menjawab 'Ika Jayanti' namanya. Bayangkan, dari kebanyakan orang yang ia temui, ia hanya  mampu menghafal nama ibu, bapak dan adiknya. Terlintas dalam hati, bagaimana cara ia mengenal Tuhan? Bagaimana ia bisa menghitung jarimatika seperti anak-anak yang lainnya? Bagaimana ia menjalani waktu seperti manusia disekelilingnya? Manusia normal pun tak mudah. Tak mudah.
Sedikit mengucap, dia bertanya, saya jawab 'Kak Nia' anak-anak sekitar desa di sini panggil 'Kania'. Dia tetap tidak bisa menyebutkan lantang nama orang-orang disekitarnya, namun itulah Ika dengan segala kekurangannya ada sisi kelebihan yang menjadi pembelajaran orang-orang disekelilinginya untuk senantiasa bersyukur. Saya tepuk pundaknya 'ini Ika, ini Kania'. Ia hanya tersenyum memegang gelang bentuk bintang yang saya pakai. 'Ini bintang, Ika mau?'. Dia takut menghindar, katanya 'jangan, nanti mimi marah'. Dia mendekat lagi ketika saya pegang buku dari sakunya, huruf alif yang ia bisa tulis..
...

Terpikir, teringat, terbaca dalam Ar-rahmaan 'Fabi ayyi aalaa irobbikumaa tukadzdzibaan'.
Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?? 

*Ramadhan di desa yang 'katanya'.(July 3, 2014)

Jumat, 05 Juni 2015

Penilaian Proyek dan Unjuk Kerja sebagai Alternatif Penilaian Berbasis Proses



Suatu proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, kegiatan belajar mengajar, penilaian dan evaluasi. Pembelajaran matematika mempunyai peranan penting bagi peserta didik yaitu sebagai bekal pengetahuan dan untuk pembentukan hidup dalam bermasyarakat dan untuk kemajuan negara. Matematika mempunyai karakteristik yaitu konsep atau materi bersifat abstrak yang mempunyai pola pikir dedukatif. Dalam pembelajaran matematika diperlukan adanya penilaian untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan setelah pembelajaran dilaksanakan dan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tujuan yang diharapkan..

Setiap proses yang dilalui manusia memerlukan tolak ukur sebagai bahan perbaikan diri menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat berupa ujian yang harus dijalani ataupun lainnya  dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sebagaimana Allah SWT menguji Nabi Ibrahim AS melalui perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail yang sangat dicintainya. Al-Qur’an secara rinci menjelaskan hal ini dalam surat Ash-Shaffat/37:103-107 yang berbunyi:



فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ. فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ. وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ.

Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”(Q.S. Ash-Shaffat/37:103-107) 
Dari ayat tersebut dapat dihubungkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran diperlukan suatu penilaian baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Penilaian ini dapat berfungsi sebagai  salahsatu pengkuran guru untuk mengetahui kondisi siswa dalam belajar agar diharapkan mampu mengevaluasi siswa sebagai pembelajar agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Tugas tersebut melalui tahapan perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek menitikberatkan pada fokus proses dan pada produk akhir. Penilaian proyek digunakan untuk memberikan pemahaman dalam bidang tertentu melalui penyelidikan dan siswa mampu mengaplikasikan dan menginformasikan subjek yang diteliti secara jelas.  Sedangkan penilaian unjuk kerja adalah suatu kegiatan penilaian yang meminta siswa untuk mendemontrasikan diri dari kriteria yang diinginkan. Penilaian unjuk kerja menitikberatkan pada fokus proses, produk dan performance. Penilaian unjuk kerja juga selalu melibatkan siswa di dalam mengaplikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam praktik kehidupan mereka sehari-hari.

Penilaian proyek dan unjuk kerja bukan merupakan akhir dari penilaian itu sendiri, tetapi menjadi bagian terpadu dari proses pengajaran dan membantu untuk mengarahkan pada pengajaran selanjutnya. Pada proses pembelajaran , penilaian proyek dan penilaian unjuk kerja diperlukan karena dapat mengaitkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari,  keterampilan tentang alam sekitar dalam mengembangkan pengetahuan, menerapkan berbagai konsep matematika dan menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang ditemukan.

Dari penjelasan tersebut terdapat perbedaan fokus antara penilaian proyek dan penilaian unjuk kerja untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Namun, dengan  menggunakan penilaian proyek dan penilaian unjuk kerja diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan proses dalam diri siswa sehingga dapat menumbuhkan keterampilan dasar dengan lebih menghayati hal-hal yang dipelajarinya dalam percobaan dan praktek langsung melalui benda nyata, penugasan dan kegiatan lainnya sebagai refleksi belajar  agar  pembelajaran lebih bermakna dan menarik.


By: Kurnia_Research at SMA Islam Al-Azhar 5 Cirebon