Minggu, 22 November 2015

Seorang yang Kupanggil Ayah

Seorang yang Kupanggil Ayah

Oleh : Kurnia 

Merengkok tubuh mungil dalam buaian seorang ibu
Terdengar adzan di telinga sebagai rasa syukur kepada Ilahi
Suara lembut ayat Robb kami pertama kali diperdengarkan olehnya
Sedikit serak haru namun menggetarkan dunia
Lelaki itu gagah tak berjas bahkan berdasi
Namun bahunya kokoh diterjang ombak kehidupan, tempat ternyaman kami untuk bersandar
Bahkan keringatnya pun takkan terhapus sebelum nafkah didapati untuk kami
Lalu, bagaimana mungkin semesta mendustai pengorbananya kepada kami?
Untuk seorang yang kupanggil ayah…
Walaupun namamu hanya disebut sekali oleh Nabi dalam sabdanya
Namun namamu melekat pada kami sebagai jalan menuju surga 
Doamu tak kalah menembus langit bersama doa ibu
Terimakasih ayah…
Bahumu adalah kekuatan kami menghadapi dunia
Tulangmu adalah pengguat ibu mendidik kami
Dan senyummu adalah keindahan kami menjemput bahagia.


#Puisi ini dibukukan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia bersama puluhan penulis terbaik di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar